viral di media sosial menunjukkan seorang oknum polisi diduga melakukan pengancaman menggunakan senjata tajam (sajam) jenis pisau di sebuah sekolah dasar.
Insiden tersebut terjadi di Sekolah Dasar 41 Kota Ternate, Kelurahan Soa, Kecamatan Ternate Utara.
Dalam video berdurasi 49 detik tersebut, oknum polisi yang berseragam terlihat mengacungkan sebilah pisau yang dibungkus kain merah.
Dalam rekaman, oknum polisi yang identitasnya belum diketahui itu tampak emosional sambil dipegang beberapa orang.
Seorang wanita yang merekam video tersebut mempertanyakan tujuan oknum polisi membawa pisau ke sekolah.
“Dalam rangka apa pakai pisau, ngana (kamu) itu seorang polisi, ngana tahu,” tanyanya.
Oknum polisi menjawab singkat, “Ini kita pe (saya punya) orang tua.”
Wanita tersebut kemudian menegaskan, “Ngana (kamu) itu polisi bawa senjata tajam di sekolah, lingkungan sekolah,” sembari berteriak.
Insiden ini memicu kepanikan di kalangan siswa yang berhamburan keluar untuk melihat kegaduhan tersebut.
Meskipun video tersebut telah viral, motif di balik kejadian ini belum jelas.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol Bambang Suharyono, belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi mengenai insiden ini.
Namun, Kapolsek Ternate Utara, Iptu Wahyuddin, mengungkapkan bahwa oknum polisi yang terlibat diketahui bertugas di Polda Maluku Utara.
“Informasi yang kami dapat, oknum polisi ini tugas di Polda,” kata Wahyuddin pada Kamis (1/5/2025).
Ia menambahkan bahwa setelah kejadian, kedua belah pihak telah diamankan di Mapolsek Ternate Utara dan kemudian diarahkan ke Propam Polda Maluku Utara.
“Kemarin itu kita ambil langkah awal, panggil mereka ke Polsek semua terus kami koordinasi ke Propam Polda Malut, karena masalah anggota ini jadi kami arahkan dan laporkan terus mereka ambil alih anggota ke sana,” ujarnya.
Hingga saat ini, Wahyuddin menyatakan bahwa belum ada laporan resmi yang diterima, dengan alasan korban masih mempertimbangkan untuk melaporkan kejadian tersebut.
“Kalau laporan ke torang (kami) belum ada. Karena torang tanyakan mereka (korban) bilang pikir-pikir dulu. Belum ada laporan resmi.”
“Saya belum sempat tanya (kronologi) lebih jelas. Karena kami tidak bisa tangani kalau masalah anggota harus ke Propam,” pungkasnya.
Leave a Reply