
Mereka khawatir menjadi sasaran tindakan kriminalitas ketika berada di area publik yang gelap.
“Yang disayangkan di publik area gelap gulita karena ketika gelap seperti itu tamu enggak bisa keluar, mereka takut keluar nanti ada kriminal atau menjambret dan lain sebagainya. Itu aja yang kami sayangkan.” kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.
Suryawijaya mengungkapkan, pemadaman listrik tersebut tidak berdampak signifikan bagi hotel-hotel di Bali, karena rata-rata sudah dilengkapi dengan genset.
Namun, insiden ini berpotensi merusak citra pariwisata Pulau Bali di mata wisatawan mancanegara.
Ia menyoroti kurangnya informasi dari pihak PLN, yang seharusnya memberikan pemberitahuan agar akomodasi wisata dapat mengantisipasi situasi tersebut lebih awal.
“Kemarin terjadi black out memberikan dampak yang kurang baik ya, kepada image tamu kita juga karena tiba-tiba tidak ada pengumuman apa-apa. Di hotel memang kita sudah siap selalu ada genset,” jelas dia.
Sebelumnya, seluruh wilayah Bali mengalami pemadaman listrik selama berjam-jam, dimulai sejak pukul 16.00 Wita.
Listrik baru mulai hidup secara bertahap pada pukul 18.00 Wita, khususnya di sebagian daerah Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem.
Sementara itu, wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar baru mendapatkan pasokan listrik kembali sekitar pukul 20.00 Wita.
Leave a Reply